Sunday, October 2, 2016

Hidup Di Perantauan

 
Merantaulah, hingga kau tau alasan kenapa engkau harus kembali.
Hari pertama kamu tiba di ranah rantau pasti rasanya campur aduk. Antara harapan dan rindu yang belum apa-apa sudah terasa. Ada rasa rikuh dan kikuk begitu sampai di ranah rantau. Antara keinginan untuk menjalani pendidikan atau pekerjaan dan keinginan untuk tetap bersama keluarga serta kawan-kawan lama saja.

Bener nggak gengs, ya begitu pun apa yang ane alamin waktu pertama jauh dari keluarga, Kalau kamu pernah atau sedang merantau, kamu pasti akrab dengan hal-hal berikut ini :


1. Setelah sekian lama tinggal bersama orangtua, kamu akhirnya harus merantau juga.
 

Pertama kalinya merantau, perasaanmu campur aduk antara excited dan sedih karena harus jauh dari rumah. Ada pula rasa khawatir dengan tantangan yang bakal kamu hadapi di ranah rantau. Tapi tekad kuat membuatmu memantapkan diri menghadapi tantangan baru di ranah rantau nantinya.


2. Ada rasa sedikit shock saat harus tinggal di kost yang ala kadarnya. Bayangan tentang rumah pun selalu ada di kepala.
Suasana kosan yang asing buat kamu bikin kamu kangen rumah. Tempat di mana zona nyamanmu. Seketika kamu teringat kamarmu di rumah, kangen omelan mamah, kangen jahilnya adik-kakakmu. Seandainya ada pintu kemana saja milik Doraemon, kamu pasti bisa pulang ke rumah semaumu.





3. Di awal merantau, kamu belum terbiasa untuk membeli makanan sendiri.

Awalnya kamu pasti males harus keluar kosan untuk beli makan sendiri. Karena biasanya kamu tinggal comot apa yang ada di dapur dan kulkas. Bayangin jalan dari kosan ke warung makan aja berasa sejauh Timbuktu. Akhirnya kamu milih menyeduh mie instan yang kamu campur dengan tempe kering atau kentang balado bekal dari kampung halaman.






4. Karena tak menguasai bahasa daerah di tanah rantau, kamu seringkali jadi sasaran ejekan deh…

Kamu mahasiswa daerah yang merantau ke Bandung misalnya. Awalnya heran kenapa semua penumpang angkot kenal babang angkotnya.

Kamu curhat ke temanmu tentang babang angkot bernama PA’YUN itu yang tenar seantero kota. Seketika tawa temanmu pecah. Sementara kamu heran dengan tawanya. Belakangan kamu tahu payun di situ artinya depan. Maksudnya kiri di arah depan.


5. Mirisnya kalau harus cuci-cuci, kucek-kucek, dan jemur-jemur sendiri.


Terganjal budget yang ngepas, maka urusan cuci-cuci, kucek-kucek, jemur-jemur, kamu lakuin sendiri. Biasa di rumah tinggal naroh baju kotor di keranjang, kini kamu harus familiar dengan deterjen, pelembut, dan pewangi. Awalnya kamu males, tapi lama-lama seru juga. Untung-untung nyuci sambil ngehayal, ngehayal jadi orang kaya. Hihihi.







6. Belum lagi kamu tahu susahnya gak punya kendaraan. Mau ke mana-mana, mesti cari tebengan.


Kamu para perantau yang fakir kendaraan, biasanya jadi langganan nebeng. Kalau pas ada acara kampus atau kantor yang jaraknya lumayan jauh, kayaknya nebeng adalah jalan terbaik. Mau balik pakai kendaraan umum dompet lagi cekak dan lebih parahnya udah terlalu malam buatmu pulang sendirian.


7. Saat kamu sakit karena kecapekan. Dalam hatimu: “Ibu, mau pulang…”


Aktivitas yang bejibun ditambah lupa waktu makan bikin badanmu mulai tumbang. Padahal kamu paling khawatir kalau gak enak badan sedikit saja. Karena merasa gak ada yang bakal merawatmu kalau lagi sakit. Beda dengan di rumah. Walau cadangan obat udah kamu siapkan di dalam koper, tapi tetep aja kamu cuma ingin pulang!




8. Saat lagi sakit gini kamu jadi kangen masakan mamah.




Di antara tembok kosan yang jadi saksi bisu getirnya sakit di ranah rantau, kamu mendadak kangen dimasakin sup ayam sama mamah. Kangen dibikinin teh anget dan dipijitin sama papah. Sup ayam dan teh anget yang sebelumnya menjadi biasa saat kamu masih di rumah, kini jadi hal yang sangat dirindukan.

9. Mendadak melankolis deh tiap inget kampung halaman…


Denger nama kampung halaman, kamu langsung melankolis. Inget suasana sorenya yang ramai dengan senda gurau para tetangga, kontras dengan area kosan yang cenderung hening. Apalagi pas nonton berita yang ada kampung halamanmu. Satu-persatu kenangan bersama teman dan keluarga di sana, silih berganti hadir di benakmu.

10. Pengeluaran tak terduga tanpa sadar menguras dompetmu. Ada kalanya kamu harus menyerah pada keadaan alias ngutang!

Pengeluaran emang gak bisa kamu prediksi. Kalau sudah begini kamu mulai isi buku utang di warung langganan. Miris memang, tapi demi men-silent perut yang lapar hal itu kamu lakukan. Berbeda tentunya dengan di rumah, yang kapan aja kamu abis uang, tinggal minta sama orang tua.

11. Kamu pun mulai: Krisdayanti mode on. Menghitung hari…detik demi detik…

Segala kemirisan, kegetiran, dan pait-nya merantau bikin kamu menandai kalender kapan pulang ke kampung halaman. Satu per satu kamu coret harinya. Tapi hari yang ditunggu kok berjalan amat sangat lambat.

12. Pas kamu mendapat undangan untuk kumpul bareng teman sedaerah itu rasanya…

Undangan ini kamu terima via FB, mereka mengajakmu untuk silaturahmi bareng. Saat itulah kamu merasa kamu gak sendirian. Kamu menemukan keluarga baru, teman sepenanggungan yang sama-sama mengadu nasib di ranah rantau. Kamu pun merasa lebih nyaman sama mereka, untuk sekadar curhat dan minta bantuan jika ada kesulitan.

13. Setelahnya kamu sadar, kalau merantau juga banyak enaknya kok.

Merantau gak memulu soal kegetiran. Toh banyak banget pelajaran yang bisa kamu petik. Tanpa sadar kamu jadi pribadi yang lebih mandiri.

14. Gak percaya? Budget hidup yang terbatas bikin kamu jadi tahu bagaimana mengatur pengeluaran.

Jauh dari orang tua tentu jadi tantangan tersendiri buat kamu para perantau. Terutama soal keuangan. Kenyamanan finansial di kampung halaman tidak lagi dapat kamu rasakan di ranah rantau. Kamu mulai belajar me-manage keuangan. Gimana caranya uang bulanan bisa cukup buat makan, ongkos (opsional), toiletries, sampe buat kongkow bareng temen.

15. Kamu juga jadi seneng banget hunting baju second hand. Biar kata pas-pasan, tampil kece tetap jadi kewajiban.

Kamu mulai seneng googling tentang mix and match baju. Belum lagi pas belanja baju bekas yang rasanya seru abis. Menemukan baju vintage berharga 15 ribu atau dress sailor seharga 20 ribu bikin kamu girangnya minta ampun.

16. Selain itu beragam komunitas dan kegiatan sosial yang seru pun sayang untuk kamu lewatkan.
Kamu mengisi waktu luangmu dengan menjajal kegiatan yang bermanfaat. Dari mulai ikut komunitas pecinta anak jalanan, kursus bahasa gratis di museum, sampai jadi tour guide museum di akhir pekan. Rasa rindu akan kampung halaman pun perlahan menguap.

17. Tetiba kamu dapet rejeki yang tak terduga. Kamu pun nyoba nongki di cafe yang lagi ngehits.

Kebetulan lagi ada rejeki lebih, kamu pun gak mau ketinggalan untuk nyoba nongki di cafe yang lagi ngehits. Sesekali ngerasain gimana jadi anak gaul di perantauan boleh kok. Asyiknya ngopi bareng temen-temen sambil bersenda gurau di malam minggu.

18. Bertandang ke ikon kota rantau juga kadang kamu sempatkan, selagi ada waktu luang.
Begitu kamu tiba di ranah rantau, terbayang niatmu untuk mengunjungi ikon kotanya. Kesempatan untuk menyusuri kota pun terbuka lebar. Segera kamu berselfie ria dengan latar tempat yang ikonik di sana. Dengan cepat kamu posting di akun med-sos mu.

19. Merantau juga berarti kamu bisa berkenalan dengan teman baru dari berbagai daerah.
Berkenalan dengan teman baru dari berbagai daerah dengan latar belakang yang berbeda juga menambah wawasan baru buatmu. Sedikit banyak kamu belajar tentang adat istiadat, makanan, gaya bicara berbagai suku di Indonesia – semua adalah efek bersosialisasi dengan teman-teman luar daerahmu.

20. Kalau rindu keluarga atau teman di kampung halaman, skype atau chat message sudah cukup jadi obatnya.

Saat kamu rindu keluarga dan sohib di kampung halaman, kini skype dan chat message sudah cukup mengobatinya. Rindu pun berganti tawa dan canda via dunia maya.

21. Sekarang hidupmu jadi lebih seru. Kamu tahu ada banyak pelajaran hidup dan keseruan yang bisa kamu temukan saat merantau..

Kamu sudah mulai betah di tanah rantau dan gak lagi mengeluh soal getirnya merantau. Ada banyak hal asyik bin seru yang udah kamu alami di sana. Kamu juga perlahan berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dan merasa bersyukur bisa merasakan indahnya merantau.

Nikmati pahit, manis, getir, seru, dan asyiknya merantau. Karena itu bisa jadi episode terindah dalam hidup yang kelak akan selalu kamu rindukan.


EmoticonEmoticon